Langsung ke konten utama

Pengertian Jarak dan Perpindahan

Salah satu materi inti dan mendasar dalam fisika adalah kinematika gerak. Kajian yang membahas tentang gerak benda tanpa melibatkan penyebab gerak (gaya-gaya yang bekerja).

Sebagai awal dalam tulisan ini, akan dibahas tentang konnsep jarak dan perpindahan.

Jarak adalah panjang lintasan total yang ditempuh oleh suatu benda yang bergerak mulai dari awal bergerak sampai berhenti, tanpa memperhatikan arah gerak benda (jarak adalah besaran skalar, besaran yang tidak memperhitungkan arah gerak). Perpindahan adalah perubahan posisi yang dialami oleh benda, yang artinya dalam penentuan besar perpindahan hanya melihat posisi awal akhir dan awal benda (perpindahan adalah besaran vektor, besaran yang memilki nilai dan arah).

Untuk memahami lebih lanjut perhatikan ilustrasi di bawah ini!
Jika Budi berjalan melalui lintasan A-B, maka:
     Posisi Awal Budi dititik A
     Posisi Akhir Budi di titik B 
  • Jarak yang ditempuh Budi adalah 8 meter (panjang lintasan total yang dilalui budi
    selama bergerak) 
  • Perpindahan Budi adalah 8 meter (besarnya perubahan posisi awal ke posisi akhir atau jarak dari posisi awal ke posisi akhir)
Jika Budi berjalan melalui lintasan A-B-C, maka:
    Posisi Awal Budi dititik A
    Posisi Akhir Budi di titik 

  • Jarak yang ditempuh Budi adalah (8 + 6)meter = 14 meter (panjang lintasan AB + Panjang lintasan BC) 
  • Perpindahan Budi adalah besar perubahan posisi dari posisi awal ke posisi akhir. Ini berarti perpindahannya sebesar jarak dari titik A ke titik C, dengan demikian perpindahannya adalah 10 meter (Ingat metode Phytagoras)
Jika Budi berjalan melalui lintasan A-B-C-D, maka: 
   Posisi Awal Budi dititik A
   Posisi Akhir Budi di titik D
  • Jarak yang ditempuh Budi adalah (8 + 6 + 8)meter = 14 meter (panjang lintasan AB + BC + CD) 
  • Perpindahan Budi adalah besar perubahan posisi dari posisi awal ke posisi akhir. Ini berarti perpindahannya sebesar jarak dari titik A ke titik D, dengan demikian perpindahannya adalah 6 meter (Jarak dari titik A ke titik D adalah 6 meter)
Jika Budi berjalan melalui lintasan A-B-C-D-A, maka:
    Posisi Awal Budi dititik A
    Posisi Akhir Budi di titik A
  • Jarak yang ditempuh Budi adalah (8 + 6 + 8 + 6)meter = 28 meter (panjang lintasan AB + BC + CD + DA)
  • Perpindahan Budi adalah besar perubahan posisi dari posisi awal ke posisi akhir. Ini berarti perpindahannya sebesar jarak dari titik A ke titik A, dengan demikian perpindahannya adalah 0 meter (Kembali ke posisi awal, posisi awal dan posisi akhir sam atau tidak berpindah)
Jika Budi berjalan melalui lintasan A-B-C-D-A-B-C, maka:
    Posisi Awal Budi dititik A
    Posisi Akhir Budi di titik C
  • Jarak yang ditempuh Budi adalah (8 + 6 + 8 + 6 + 8 + 6)meter = 42 meter (panjang lintasan AB + BC + CD + DA + AB + BC) 
  • Perpindahan Budi adalah besar perubahan posisi dari posisi awal ke posisi akhir. Ini berarti perpindahannya sebesar jarak dari titik A ke titik C, dengan demikian perpindahannya adalah 10 meter (posisi awal A dan posisi akhir C berjarak 10 meter, ini diperoleh dengan metode phytagoras seperti pada bagian c)
Kesimpulan:
  1. Jarak adalah panjang lintasan total yang ditempuh oleh benda yang bergerak.
  2. Perpindahan adalah jarak terpendek dari posisi awal ke posisi akhir 
Sumber: 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Spektrum Atom Hidrogen

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Jika sebuah gas diletakkan di dalam tabung kemudian arus listrik dialirkan ke dalam tabung, gas akan memancarkan cahaya. Cahaya yang dipancarkan oleh setiap gas berbeda-beda dan merupakan karakteristik gas tersebut. Cahaya dipancarkan dalam bentuk spektrum garis dan bukan spektrum yang kontinu. Kenyataan bahwa gas memancarkan cahaya dalam bentuk spektrum garis diyakini berkaitan erat dengan struktur atom. Dengan demikian, spektrum garis atomik dapat digunakan untuk menguji kebenaran dari sebuah model atom. Istilah atom pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli filsafat Yunani bernama Democritus (460-370 SM). Setiap zat dapat dibagi atas bagian-bagian yang lebih kecil, sampai mencapai bagian yang paling kecil yang tidak dapat dibagi lagi. Bagian yang tak dapat dibagi itu oleh Demokritus disebut atom ,dari kata Yunani ”atomos” yang artinya tak dapat dibagi. Selanjutnya, para filsuf yang muncul kemudian, seperti Plato dan Aristoteles merumuskan seb

Efek Fotolisrik

BAB I PENDAHULUAN a. Latar Belakang            Efek fotolistrik adalah fenomena terlepasnya elektron logam akibat disinari cahaya. Ditinjau dari perspektif sejarah, penemuan efek fotolistrik merupakan salah satu tonggak sejarah kelahiran fisika kuantum. Untuk merumuskan teori yang cocok dengan eksperimen, kita dihadapkan pada situasi dimana paham klasik yang selama puluhan tahun diyakini sebagai paham yang benar, terpaksa harus dirombak. Paham yang dimaksud adalah konsep cahaya sebagai gelombang tidak dirombak, fenomena efek fotolistrik tidak dapat dijelaskan secara baik.            Paham yang baru yang mampu menjelaskan secara teoritis fenomena efek fotolistrik adalah bahwa cahaya sebagai partikel namun demikian, munculnya paham baru ini menimbulkan polemik baru. Penyebabnya adalah bahwa paham cahaya sebagai gelombang telah dibuktikan kehandalannya dalam menjelaskan sejumlah besar fenomena yang berkaitan dengan fenomena difraksi, interferensi, dan polarisasi. Sementara itu, fenomen

Efek Hall

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Adanya gaya pada muatan bergerak dalam sebuah konduktor yang berada dalam medan magnet di peragakan oleh efek hall. Kawat berarus listrik yang terletak dalam medan magnet dengan arah tegak lurus dengan arah arus maka kawat akan mengalami gaya magnetik sehingga menyebabkan kawat akan melengkung. Namun bagaimana dengan sebuah plat konduktor (lempengan) yang berarus listrik berada dalam medan magnet, apakah plat tersebut akan mengalami gaya? Sebuah pelat yang dialiri arus listrik dengan kerapatan arus J, yang geraknya tegak lurus terhadap medan magnet B, dan medan elektrostatik ataaupun medan nonelektrostatik E dengan arah yang tegak lurus terhadap B dan J. Jika nilai-nilai ini dapat diukur, maka beberapa variable yang sangat penting dalam proses konduksi dapat diketahui. Variable tersebut diantaranya adalah kerapatan pembawa muatan dalam bahan yang digunakan, konduktivitas bahan, konstanta hall bahan, dan jenis pembawa muatan dalam bahan yang diguna