Langsung ke konten utama

Thyristor

Berikut yang termasuk jenis thyristor:

• SCR — Silicon Controlled Rectifier
• ASCR — Asymmetrical SCR
• RCT — Reverse Conducting Thyristor
• LASCR — Light Activated SCR, or
• LTT — Light Triggered Thyristor
• DIAC & SIDAC — Both forms of trigger devices
• BOD — Breakover Diode — A gateless thyristor triggered by avalanche current, used in protection applications
• TRIAC — Triode for Alternating Current — A bidirectional
switching device containing two thyristor structures
• GTO — Gate Turn-Off thyristor
• IGCT — Integrated Gate Commutated Thyristor
o MA-GTO — Modified Anode Gate Turn-Off thyristor
o DB-GTO — Distributed Buffer Gate Turn-Off thyristor
• MCT — MOSFET Controlled Thyristor — It contains two additional FET structures for on/off control.
• BRT — Base Resistance Controlled Thyristor
• SITh — Static Induction Thyristor, or FCTh — Field Controlled
Thyristor containing a gate structure that can shut down anode current flow. The GTO is a tri state device. with an 8-function setup. it also has an equation: v=j-o x n/n o
• LASS — Light Activated Semiconducting Switch



SCR ( silicon Controlled Rectifier )

SCR dapat digambarkan sebagai komponen penyearah yang mempunyai bagian pengontrol disebut git ( gate). Arus masuk pada git menentukan mualinya SCR mengantarkan arus atau tidak mengantarkan arus jika SCR diberi tegangan antara anoda lebih positif dari katoda ( setengah prioda positif sinyal masukan sinusoida.

Prinsip kerja SCR
SCR mendapatkan bias maju dengan memberikan tegangan positif pada anoda dan tegangan negative pada katoda. Jika git tidak disambungkan, arus yang mengalir ( arus bocor ) anoda dan katoda kecil dimana kedua transisitor Q1 dan Q2 dalam keadaan tidak menghantar. Kalau antara git katoda diberi tegangan negative, basis emitor dari Q2 mendapat bias mundur, arus bocor hanya sedikit, transistor Q1 dan Q2 tidak menghantar.
Kalau antara git katoa diberi tegangan positif, basis emitor Q2 mendapat bias maju, hingga membuat arus basis IB2 mengalir, akibatnya mengalir arus kolektor IC2. Karena IC2 = IB1, Q1 juga menghantar dan IC1 mengalir, membuat juga IB2

Skema dan prinsip kerja SCR



Karakteristik SCR


Spesifikasi SCR ( batas maksimum yang diizinkan untuk tipe C6 ) Arus maju efektif ( IF ) = 1,6 A Arus maju rata-rata, keadaan konduksi ter gantung dari sudut konduksi Arus maju satu perioda = 150 A, Suhu ope rasi 65 dejat Celcius sampai 125 derjat Celcius. Arus blocking maju 40 sampai 100 uA Arus holding 1 sampai 5 mA



Rangkaian pengendali dengan SCR
Rangkaian pengendali fasa 90
TRIAC





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Spektrum Atom Hidrogen

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Jika sebuah gas diletakkan di dalam tabung kemudian arus listrik dialirkan ke dalam tabung, gas akan memancarkan cahaya. Cahaya yang dipancarkan oleh setiap gas berbeda-beda dan merupakan karakteristik gas tersebut. Cahaya dipancarkan dalam bentuk spektrum garis dan bukan spektrum yang kontinu. Kenyataan bahwa gas memancarkan cahaya dalam bentuk spektrum garis diyakini berkaitan erat dengan struktur atom. Dengan demikian, spektrum garis atomik dapat digunakan untuk menguji kebenaran dari sebuah model atom. Istilah atom pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli filsafat Yunani bernama Democritus (460-370 SM). Setiap zat dapat dibagi atas bagian-bagian yang lebih kecil, sampai mencapai bagian yang paling kecil yang tidak dapat dibagi lagi. Bagian yang tak dapat dibagi itu oleh Demokritus disebut atom ,dari kata Yunani ”atomos” yang artinya tak dapat dibagi. Selanjutnya, para filsuf yang muncul kemudian, seperti Plato dan Aristoteles merumuskan seb

Efek Fotolisrik

BAB I PENDAHULUAN a. Latar Belakang            Efek fotolistrik adalah fenomena terlepasnya elektron logam akibat disinari cahaya. Ditinjau dari perspektif sejarah, penemuan efek fotolistrik merupakan salah satu tonggak sejarah kelahiran fisika kuantum. Untuk merumuskan teori yang cocok dengan eksperimen, kita dihadapkan pada situasi dimana paham klasik yang selama puluhan tahun diyakini sebagai paham yang benar, terpaksa harus dirombak. Paham yang dimaksud adalah konsep cahaya sebagai gelombang tidak dirombak, fenomena efek fotolistrik tidak dapat dijelaskan secara baik.            Paham yang baru yang mampu menjelaskan secara teoritis fenomena efek fotolistrik adalah bahwa cahaya sebagai partikel namun demikian, munculnya paham baru ini menimbulkan polemik baru. Penyebabnya adalah bahwa paham cahaya sebagai gelombang telah dibuktikan kehandalannya dalam menjelaskan sejumlah besar fenomena yang berkaitan dengan fenomena difraksi, interferensi, dan polarisasi. Sementara itu, fenomen

Efek Hall

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Adanya gaya pada muatan bergerak dalam sebuah konduktor yang berada dalam medan magnet di peragakan oleh efek hall. Kawat berarus listrik yang terletak dalam medan magnet dengan arah tegak lurus dengan arah arus maka kawat akan mengalami gaya magnetik sehingga menyebabkan kawat akan melengkung. Namun bagaimana dengan sebuah plat konduktor (lempengan) yang berarus listrik berada dalam medan magnet, apakah plat tersebut akan mengalami gaya? Sebuah pelat yang dialiri arus listrik dengan kerapatan arus J, yang geraknya tegak lurus terhadap medan magnet B, dan medan elektrostatik ataaupun medan nonelektrostatik E dengan arah yang tegak lurus terhadap B dan J. Jika nilai-nilai ini dapat diukur, maka beberapa variable yang sangat penting dalam proses konduksi dapat diketahui. Variable tersebut diantaranya adalah kerapatan pembawa muatan dalam bahan yang digunakan, konduktivitas bahan, konstanta hall bahan, dan jenis pembawa muatan dalam bahan yang diguna